Suriah Izinkan Mantan Pasukan Era Assad Gabung Militer Baru

Pemerintahan Suriah di bawah Presiden baru Ahmad Al Sharaa mengizinkan mantan pasukan rejim sebelumnya untuk bergabung ke dalam militer baru di bawah Kementerian Pertahanan dengan mengutamakan mereka yang keluar dari militer Bashar Al Assad sebelum lengser.

Ketua Departemen Urusan Perwira di Suriah, Brigadir Jenderal Muhammad Al-Mansour, menyatakan bahwa para perwira yang keluar dari tentara rezim Assad merupakan pilar utama dalam tentara Suriah yang baru. 

Mereka akan bekerja sesuai dengan pengalaman dan kompetensi mereka, dan mereka harus dihormati dan diberikan posisi yang layak. 

Al-Mansour menambahkan bahwa para perwira ini akan ditempatkan sesuai dengan spesialisasi dan kebutuhan angkatan bersenjata untuk memastikan transfer pengalaman mereka ke generasi baru.

Pakar militer dan strategis Suriah, Brigadir Jenderal Asaad Awad Al-Zoubi, membahas keputusan untuk mengintegrasikan kembali para perwira yang membelot. 

Dia menekankan pentingnya pengalaman para perwira ini, yang memiliki pengetahuan taktis dan strategis. Al-Zoubi menjelaskan bahwa penggunaan senjata yang efektif membutuhkan prinsip dan persyaratan ilmu militer yang hanya diketahui oleh seorang perwira. Hal ini memastikan bahwa senjata digunakan di tempat, waktu, dan cara yang tepat untuk hasil yang lebih baik.

Al-Zoubi mencontohkan para pilot helikopter yang menjatuhkan bunga di atas Damaskus. Para perwira yang membelot ini kembali dan mampu memulihkan sensitivitas terbang mereka setelah 12 tahun tidak aktif. 

Mereka hanya membutuhkan sekitar 11 hari untuk kembali ke performa penuh, yang membuktikan kebutuhan kepemimpinan baru akan keahlian para perwira yang membelot.

Diskusi beralih ke jumlah perwira yang membelot dan dampaknya jika mereka kembali ke Kementerian Pertahanan Suriah. 

Pada tahun 2016, terdapat sekitar 3.100 perwira yang datanya dimiliki Al-Zoubi, sebagian besar dari pangkat kapten ke atas. Di antara mereka, terdapat 171 pilot, 282 insinyur militer, 1.934 perwira infanteri, 60 perwira navigator, 46 perwira angkatan laut, dan 324 teknisi penerbangan.

Jumlah ini hanya mencakup hingga tahun 2015, dan ada pembelotan lebih lanjut setelah itu. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 6.200 perwira yang membelot, meskipun sekitar 300 telah meninggal karena berbagai faktor.

Pengalaman militer para perwira ini sangat penting, terutama dalam hal doktrin militer.

Al-Zoubi menjelaskan bahwa para perwira yang membelot keluar karena mereka menolak perintah untuk membunuh rakyat mereka atau menghancurkan negara mereka. 

Doktrin mereka adalah membela Suriah dari luar dan membebaskan Palestina.

Dengan mengintegrasikan kembali para perwira ini, doktrin tempur baru untuk tentara baru dapat ditetapkan, yaitu melindungi negara tanpa afiliasi sektarian, etnis, atau agama.

Para perwira yang membelot memberikan "warna hijau" pada revolusi, yang coba dilukis oleh rezim sebagai teroris dengan "penutup hitam". Kembalinya para perwira ini akan memastikan doktrin nasional sejati yang peduli terhadap warga negara dan bangsa, tanpa pertimbangan lain.

Diskusi menyentuh bagaimana administrasi baru akan menangani masalah doktrin, terutama dengan masa transisi yang mungkin berlangsung selama lima tahun. Doktrin dasar tentara adalah melindungi negara, terlepas dari sekte, identitas, atau agama seseorang.

Al-Zoubi menekankan bahwa doktrin militer harus berasal dari doktrin negara, yang harus menjadi negara kewarganegaraan di mana semua orang setara di hadapan hukum dalam hak dan kewajiban. 

Berdasarkan hal ini, anggota tentara juga harus tunduk pada prinsip ini. Pemilihan harus didasarkan pada kompetensi, bukan afiliasi politik, karena politik tidak boleh ada di dalam tentara.

Sebagai kesimpulan, integrasi para perwira yang membelot ke dalam tentara Suriah yang baru dipandang sebagai langkah penting untuk membangun pasukan yang kompeten dan nasionalis yang didedikasikan untuk melindungi negara dan warganya, terlepas dari afiliasi sektarian atau politik. Pengalaman dan keahlian para perwira ini sangat berharga dalam membentuk doktrin militer baru dan memastikan transfer pengetahuan ke generasi baru.


Post a Comment

Previous Post Next Post